BIOGRAFI WAKA KURIKULUM SMA NEGERI 10 PURWOREJO

Lentera

IBU YUNI RARASWATI, S.Pd.

Tepat pada tanggal 1 Maret 2000 Ibu Yuni Raraswati, S.Pd. mulai resmi mendarmabaktikan diri menjadi guru di SMA Negeri 10 Purworejo. Beliau lahir dari pasangan Bapak Djemino Hardjo Wardojo dan Ibu Suratmi di Purworejo pada tanggal 27 Juni 1970. Ibu Guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Bu Yuni mempunyai empat kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Ayah beliau adalah seorang guru di SMP Negeri 1 Purworejo pada waktu itu, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Kampung halaman masa kecil hingga remaja dari Perempuan berbakat di bidang seni sastra yakni Desa Pangenrejo, Purworejo tepatnya  di Jalan Brigjen Katamso, Gang Potrowijayan 1 Nomor 6, Pangenrejo, Purworejo.

Riwayat pendidikan Ibu Yuni dimulai dengan bersekolah di TK Dharma Bakti 3 Pangenrejo, kemudian melanjutkan ke SDN Pangenrejo 1 hingga lulus pada tahun 1983. Beliau melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Purworejo hingga lulus pada tahun 1986.  Masa SMA yang indah dinikmati sesuai impian dan harapannya yakni di SMA Negeri Purworejo yang sekarang bernama SMA Negeri 1 Purworejo. SMA Negeri Purworejo menjadi pilihannya karena sekolah tersebut sangat dekat dengan tempat tinggalnya, di sisi lain yang melatarbelakangi Bu Yuni memilih sekolah tersebut yaitu karena kakak-kakaknya berhasil lulus dari SMA Negeri Purworejo. Hal itu membuat beliau termotivasi untuk mengikuti jejak kakak-kakaknya. Selepas lulus SMA pada tahun 1989, semangat untuk terus menuntut ilmu sesuai cita-cita dan harapannya berupaya diwujudkannya. Dipilihlah IKIP Negeri Yogyakarta dengan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beliau berusaha menyakinkan ayahnya bahwa jurusan dan jenjang pendidikan tinggi yang dipilihnya tersebut untuk melanjutkan perjuangan ayahnya yang seorang pendidik. Meskipun untuk itu, sang ayah harus berjuang keras mewujudkan impian putra-putri mereka mengenyam pendidikan tinggi. Dengan tekadnya dan semangat yang besar inilah,   akhirnya beliau dapat membuktikan kepada sang ayah dengan diterima di IKIP Negeri Yogyakarta (UNY) dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.

Pada tahun 1995 beliau lulus dengan jalur skripsi. Pasca kelulusan sarjana berbagai sekolah terdekat di Purworejo didatanginya guna memasukkan surat lamaran kerja. Kota Prabumulih, Sumatera Selatan pun pernah menjadi target sasaran pengabdiannya pasca kelulusan begitu pula daerah Cijantung, Jakarta Timur. Namun, satu lembar surat panggilan dari SMA Negeri 2 Purworejo/SMA Negeri 7 Purworejo yang merupakan balasan surat lamaran pekerjaan yang pernah dikirimkannya setahun yang lalu diterima dengan gembira dan membimbingnya pulang kembali ke kota kelahiran Purworejo.

Amanah untuk menjadi guru wiyata bakti yang diberikan oleh Bapak Drs, Djamil, Kepala SMAN 2 Purworejo pada tahun 1997 diterima dengan rasa syukur dan bahagia. “Inilah saat terbaik untuk mengamalkan ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia dengan penuh semangat.” ujar Beliau dengan sorot mata berbinar-binar. Kesempatan untuk menjadi pembimbing ekstrakurikuler teater pada saat Kepala Sekolah Bapak Drs. Kamil pun diterimanya dengan senang hati.  Seni bersastra dan bermain teater atau drama pernah diterimanya saat masa remaja dalam Kegiatan Karang Taruna Desa Pangenrejo dan  Kopisisa Purworejo dibawah asuhan Bapak Soekoso DM. Pentas drama pun pernah dialaminya saat remaja. Berbekal pengalaman inilah amanah menjadi pembimbing Ekstrakurikuler Teater Tanjung diterimanya di tahun 1998.

 Meski berstatus GTT semangat untuk mendarmabaktikan diri membimbing anak-anak untuk berprestasi di bidang seni sastra, semangat dan asyik mempelajari Bahasa dan Sastra Indonesia dilaksanakannya dengan penuh suka cita. Saat menjadi pembina ekstrakulikuler teater, banyak anak yang menjulukinya “Mami” karena keakrabannya dengan anak-anak. Berbagai kejuaraan berpidato, membaca puisi, membaca geguritan, kejuaraan dalam festival teater Bogowonto yang diadakan UMP berhasil diperoleh oleh para siswa dalam bimbingannya.

Akhirnya karena perjuangan dan kesabarannya, pada tahun 1999 beliau lulus CPNS dan ditugaskan di SMA Negeri 1 Pituruh atau yang sekarang dikenal sebagai SMA Negeri 10 Purworejo.

Kisah hidup Bu Yuni mirip seperti novel yang pernah dibacanya sewaktu SMA. Dahulu saat class meeting di SMA,beliau bersama teman-teman masa SMA mencari kesibukan dengan membaca novel, satu hari satu novel yang dipinjamnya dari taman bacaan di dekat sekolah.  Alur Novel yang dibacanya sama dengan alur hidupnya mulai dari ditugaskan di daerah , lalu bertemu dengan seorang lelaki pintar di daerah tersebut dan akhirnya mereka hidup bersama. Sewaktu di SMA Negeri 1 Pituruh, Purworejo beliau bertemu dengan Bapak Sumarmo, S.Pd. yang kebetulan juga lulus CPNS waktu itu dan sejak itulah mereka menjalin kisah asmara. Masa  prajabatan menjadi masa saling mengamati, dan pasca prajabatan, akhirnya mereka menjalin hubungan yang lebih serius yaitu menikah. Mereka dikaruniai dua anak laki-laki bernama Fauzan Abadi dan Fahmi Akmaludin.

Beliau juga termasuk penggagas berdirinya TK ‘Aisyiyah Pituruh atau Paud Terpadu Aisyiyah Pituruh di tahun 2005 hingga sekarang tetap eksis memfasilitasi kuatnya pendidikan anak usia dini di Kecamatan Pituruh dan Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini digelutinya di waktu luang usai melaksanakan kewajiban utamanya menjadi pendidik di SMAN 10 Purworejo. Selain itu, aktivitas  sebagai pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kabupaten Purworejo dijalaninya pula dengan baik. Semata untuk menguatkan penguasaan ilmu Bahasa Indonesia yang terus bergerak dinamis.

Yang membuat Bu Yuni selalu bersemangat menjalani setiap amanah yang diberikan kepadanya yakni falsafah dan semboyan hidupnya “Sebaik-baiknya insan  jadilah insan yang bermanfaat dan bermartabat sesuai petunjuk Al Qur’an. Sebaik-baiknya  wanita ingin menjadi wanita yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, Anak-anaknya, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.  Itulah motto hidup beliau yang dituturkan kepada kami.

Sebagai Waka Kurikulum SMAN 10 Purworejo, Beliau berusaha bekerja sama dengan semua unsur untuk mewujudkan amanah mulia Kurikulum yakni “Maju Bersama Hebat Semua”. Membuat SMAN 10 Purworejo selalu maju dan berkualitas sejalan dengan frasa “SMANDASA Progres”.

Satu pesan yang Beliau sampaikan bagi para siswa SMA Negeri 10 Purworejo, yakni SMA Negeri 10 Purworejo tertetak di kawasan pertanian yang subur, maka harapan Beliau “Semoga Para Siswa SMA Negeri 10 Purworejo dapat bersinergi dengan alam subur dan loh jinawi Pituruh, Purworejo, menjadi pribadi yang kuat dan penuh semangat memajukan daerah sekaligus memajukan bidang  pertanian.  Semangat  menjadi insan berkarakter mulia untuk masyarakat, bangsa, negara dan agama.

Nama penulis : 1. Aulya Kusumadani X MIPA 2

                          2. Fatikhah Aniq Hanifah X MIPA 4

Penyunting: Tim redaktur

Next Post

SMA NEGERI 10 PURWOREJO BERIKAN BANSOS KEPADA WARGA DESA KALIJERING YANG TERDAMPAK TANAH LONGSOR

Pituruh- SMAN 10 Purworejo mengadakan kegiatan bantuan  sosial di Desa Kalijering, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Jumat (19/03/2021) . Bansos atau bantuan sosial yang diadakan oleh SMA Negeri 10 Purworejo merupakan salah kegiatan di bawah sekbid II Budi pekerti Luhur dan Akhlak Mulia. Kegiatan bansos bertujuan untuk membantu salah satu keluarga […]