Bu Tuti merupakan istri seorang pengusaha kaya raya. Tetapi dia memiliki sifat sombong dan tukang pamer sehingga banyak masyarakat yang tidak menyukai dia. Pada suatu hari Bu Tuti pergi ke masjid untuk menjalankan ibadah sholat dzuhur. Dia menggunakan banyak gelang emas di tangannya sehingga menimbulkan bunyi saat dia bergerak.
Sesampainya di masjid, dia bergegas pergi ke tempat wudhu. Di tempat wudhu ternyata banyak ibu-ibu yang akan wudhu, kemudian muncul dalam pikiran Bu Tuti untuk pamer gelang baru kepada ibu-ibu tersebut. Sesampainya di dekat ibu-ibu tersebut Bu Tuti sengaja mengerak-gerakan gelangnya sehingga menimbulkan bunyi dan menarik perhatian ibu-ibu tersebut. “Aduh kok gelangku banyak sekali ya? kan jadi susah mau wudhu,” ucap Bu Tuti sambil menarik lengan bajunya ke atas. “Halah paling cuma imitasi” ucap salah satu ibu-ibu di tempat tersebut. “Yang tinggi saja tidak melangit. Ini kenapa tanah sok menjadi langit?”, sindir ibu-ibu yang lain. “Sudah tidak mampu, banyak omong,” jawab Bu Tuti sambil menyelesaikan wudhu. Setelah selesai wudhu Bu Tuti bergegas masuk ke dalam tempat sholat.
“Haduh mukenaku yang harganya 500 ribu mana ya?”, ucap Bu Tuti sambil mencari-cari mukenanya. Padahal mukena tersebut sedang dipegang oleh dirinya sendiri. Ani melihat Bu Tuti sedang kebingungan, lalu dia mendekatinya. “Bu Tuti lagi cari apa kok kelihatannya sedang bingung?”. “Ituloh An mukenaku yang harganya 500 ribu itu kemana ya tak cari-cari kok tidak ketemu-ketemu.” “Maaf Bu, bukannya mukenanya sedang dipegang ibu ya?”, jawab Ani. “Eh iya lupa, ternyata mukenaku yang harganya 500 ribu sedang tak pegang ya?, untung tidak hilang. Kalau hilang sayang banget soalnya harganya 500 ribu,” jawab Bu Tuti. “Haduh kok ke masjid niatnya malah pamer sih” ucap Ani dalam hati.
Ibadah sholat dzuhur telah selesai. Bu Tuti bergegas membereskan mukena dan sajadahnya.” Haduh barang mahal melipatnya harus hati-hati jangan sampai lecek.” ucap Bu Tuti sambil melipat mukena dan sajadahnya.
“Bunda kok itu Bu Tuti di masjid malahan pamer sih, bukannya ke masjid niatnya buat ibadah malah pamer. Bu Tuti aneh ya Bun,” ucap Lina anak berumur 6 tahun kepada bundanya. “Hus, tidak boleh berucap seperti itu,” ucap bundanya Lina. Bu Tuti yang mendengar hal tersebut pun menjawab sambil berjalan keluar dari masjid “Dasar anak orang miskin tidak pernah diajari sopan santun.”
Karena kesal Bu Tuti bergegas meninggalkan tempat masjid. Saking kesalnya Bu Tuti sampai tidak memperhatikan jalan dan dia pun tersandung dan jatuh. Hal tersebut dilihat oleh banyak orang yang masih berada di masjid. Ibu-ibu yang berada di masjid pun tertawa terbahak-bahak melihat Bu Tuti jatuh. “Lihat! Tukang pamer kena karma itu,” ujar salah satu ibu-ibu di masjid tersebut. Dengan rasa malu Bu Tuti bergegas pergi dan tidak menghiraukan omongan orang-orang yang sedang berada di masjid tersebut.
Penulis :
- Fatehah Pangestu Ayat X MIPA 1
- Padmasari X MIPA 4