Smandasa Ikuti Lomba Story Telling yang Diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lentera

Pituruh-SMA Negeri 10 Purworejo mengikuti lomba story telling di UMP (Universitas Muhammadiyah Purworejo) untuk meningkatkan kemampuan dalam belajar tidak cukup hanya belajar dari lingkungan sekolah saja. Mengikuti sebuah kompetisi juga perlu untuk meningkatkan kemampuan seorang siswa dalam belajar. English Festival merupakan salah satu ajang kompetisi bagi siswa SMA/SMK/MA se-Jawa Tengah. English Festival merupakan festival tahunan yang rutin diselenggarakan oleh UKM Universitas Muhamadiyah Purworejo dalam bidang bahasa Inggris, yaitu ESC (English Study Center). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumya English Festival (EF) tahun ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan secara online sejak penyelenggaraan pertama kali pada 2014, dan merupakan EF yang ke-7 pada tahun ini. Ada 4 cabang perlombaan dalam ajang ini, yaitu Story Telling, Speech Contest, English Singing, dan News Anchor. “Mengusung tema Dream Hingh and Extra Miles, EF tahun ini sukses diselenggarakan dengan diikuti sekitar 23 sekolah dari berbagai high school di Jawa Tengah,” ujar Faiqoh selaku penanggung jawab lomba story telling (27/03/2021).

Walaupun secara online, SMA Negeri 10 Purworejo tetap mengirimkan 2 perwakilannya dalam kompetisi tersebut, yaitu Story Telling oleh Himatus Saniyah dan English Singing oleh Dwi Permatasari. “Meskipun segala sesuatunya dilaksanakan secara online, namun kami tetap semangat mengikutinya. Karena pembuatan karyanya divideo dalam bentuk mp4 sehingga ekspresinya pun kurang terlihat begitu jelas, berbeda kalau lomba secara tatap muka,” tutur Himatus peserta lomba Story Telling.

Semua mekanisme English Festival memang dilaksanakan secara daring, mulai dari pendaftaran, technical meeting, pelaksanaan, hingga pengiriman karyanya.”Untuk pengirimannya itu berupa link google drive dan melalui google form baru kemudian diupload di instagram masing-masing untuk memperoleh juara favorit,” ucap Himatus. Ia juga menambahkan bahwa untuk proses pembuatan video tetap dilaksanakan di sekolah dibantu oleh teman sekelasnya dalam mengambil video.

Dalam proses belajar tentu tidak terlepas dari peran seorang guru. Sama halnya dalam kompetisi ini, peran guru pembimbing sangatlah diperlukan untuk memberi masukan dan melatih sehingga pada saat perlombaan hasilnya maksimal. Bapak Hermawanto, S.Pd dan Ibu Faulata Juni Savitri, S.Pd, MM.Pd merupakan guru bahasa Iggris yang sekaligus adalah guru pembimbing bagi siswa SMA 10 Purworejo dalam mengikuti English Festival. Tidak hanya melatih saja, ternyata ada hal unik yang terjadi, “Untuk kostum yang saya kenakan itu sebenarnya bajunya pinjam sama pak Rudi yang biasanya dikenakan pada hari Kamis ke sekolah,” tutur Himatus. Layaknya peribahasa yang berbunyi “Tidak ada rotan, akar pun jadi”, rasanya cocok disematkan pada peristiwa tersebut.

Kemenangan memang bukanlah segalanya dalam sebuah kompetisi, yang terpenting adalah pengalaman yang dapat diambil dan belajar dari kesalahan sebelumnya untuk tidak mengulangi lagi. Itulah hasil yang didapat oleh perwakilan SMA Negeri 10 Purworejo dalam 7th English Festival.

Penulis : Himatus Saniyah (XI MIPA 3)

Penyunting : Tim redaktur

Next Post

OLAHRAGA MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM

Kesehatan adalah hal yang paling berharga.  Sehat adalah kunci utama dalam kehidupan. Sebagian orang menggagap bahwa kesehatan sama dengan uang sehingga sangat penting untuk dijaga. Sehat tidak hanya dilihat dari jasmaninya saja, tetapi sehat juga dilihat dari rohaninya. Dengan tubuh yang sehat tentu saja jiwa akan baik dan pikiran akan […]