KARTINI MASA KINI HARUS BISA MELESTARIKAN AKSARA JAWA

fatikhah aniq

Tanggal 21 April selalu kita peringati sebagai Hari Kartini untuk mengingat serta menghormati perjuangan pahlawan nasional kita, R.A Kartini. Kartini merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi nusantara. Wanita kelahiran Jepara pada tanggal 21 April 1879 adalah wanita mengutamakan pendidikan utamanya bagi kaum perempuan, perempuan dididik untuk bisa menyetarakan diri dengan kaum laki-laki. Salah satu cara agar wanita bisa menyetarakan diri dengan laki-laki yaitu dengan kemampuan baca tulis aksara jawa.

Dikutip dari laman Wikipedia, aksara jawa adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar, tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ atau /ɔ/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan aksara jawa adalah kiri ke kanan. Secara tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata namun umum diselingi dengan sekelompok tanda baca yang bersifat dekoratif.

Berikut adalah makna dari aksara jawa:

  • Huruf Nga merupakan ngracut busananing manungsa yang berarti melepas ego pribadi pada manusia.
  • Aksara carakan memiliki makna yang begitu agung dan Huruf Ha merupakan hana hurup wening suci. Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai adanya hidup adadalah kehendak dari Tuhan yang Maha Suci.
  • Huruf Na merupakan Nur Candra atau warsitaning Candara. Dalam bahasa Indonesaia berarti pengharapan yang dilakukan manusia agar selalu mengharapkan adanya sinar dari Ilahi.
  • Huruf Ca merupakan cipta weding, cipta dadi, ataupun cipta mandulu. Bisa diartikan sebagai suatu arah dan tujuan yang diberikan oleh Sang Maga Tunggal.
  • Huruf Ra merupakan rasa ingsun handulu sih yang berarti cinta sejati adalah cinta yang muncul dari cinta kasih dalam nurani.
  • Huruf Ka merupakan karsaningsun memayu hayuning bawana yang berarti sebuah hasrat yang ditujukan untuk sebuah kesejahteraan alam.
  • Huruf Da merupakan dumadining Dzat kang tanpa winangenan yang berarti bahwa kita harus menerima kehidupan ini dengan lapang dada dan apa adanya.
  • Huruf Ta merupakan tatas, titis, tutus, titi lan wibawa yang berarti sesuatu yang mendasar, totalitas dalam memandang sebuah hidup.
  • Huruf Sa merupakan suram ingsun handulu sifatullah yang berarti pembentukan kasih sayang sebagaimana kasih yang berasal dari Tuhan.
  • Huruf Wa merupakan wujud hana tan kena kinira yang berarti ilmu manusia yang hanya terbatas, hanya saja implementasinya sangat tidak terbatas.
  • Huruf La merupakan lir handaya paseban jati yang berarti menjalankan hidup semata-mata hanya demi untuk memenuhi tuntutan Tuhan.
  • Huruf Pa merupakan papan kang tanpa kiblat yang berarti hakihat Tuhan yang sejatinya ada tanpa arah.
  • Huruf Dha merupakan dhuwur wekasane endek wiwitane yang berarti untuk bisa mencapai puncak harus dimulai dari dasarnya dahulu atau dari bawah terlebih dahulu.
  • Huruf Ja merupakan jumbuhing kawula lan gusti yang berarti senantiasa berusaha demi mendekati Tuhan dan memahami kehendak dari Tuhan.
  • Huruf Ya merupakan yakin marang sembarang tumindak kang dumadi yang berarti yakin terhadap ketetapan dan kudrat Ilahi.
  • Huruf Nya merupakan nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki yang berarti memahami sunnatullah atau kodrat dari kehidupan ini.
  • Huruf Ma merupakan madhep mantep manembah maring Ilahi yang berarti adalah mantap di dalam menyembah Tuhan.
  • Huruf Ga merupakan guru sejati sing muruki yang berarti pembelajaran kepada guru nurani.
  • Huruf Ba merupakan bayu sejati kang andalani yang berarti menyelaraskan diri kepada gerak gerik dari alam.
  • Huruf Tha merupakan thukul saka niat yang berarti segala sesuatu harus tumbuh dan diawali dengan niat.

 Di bawah ini adalah wujud aksara Jawa, pasangan, sandhangan, aksara swara. Silahkan dipelajari dan dibaca!

Selain itu, ada juga huruf pasangan (aksara pasangan). Aksara pasangan digunakan untuk menekan vokal konsonan di depannya. Berikut adalah contoh aksara pasangan.

Ada juga aksara swara, aksara swara merupakan huruf yang digunakan untuk menuliskan beberapa huruf vokal. Asalnya dari suatu kata serapan atau dari bahasa asing. Tujuan penggunaan aksara swara ini untuk menegaskan pelafalan aksara tersebut.

Setelah mengenal apa yang disebut dengan aksara swara, penting juga untuk membedakanya dengan sandhangan aksara swara. Sebab nyatanya memang ada banyak sekali yang bingung membedakan antara apa itu aksara swara dengan sandhangan aksara swara. Berikut merupakan contoh sandhangan.

Untuk mengetahui bagaimana cara menulis aksara Jawa, silahkan dibaca pedoman penulisan aksara Jawa di bawah ini!

Setelah membaca tulisan di atas, sekiranya kita bisa mengenal aksara jawa. Selain mengenal, kita sebagai masyarakat Jawa tentunya juga harus bisa melestarikannya. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Penulis ; Fatikhah Aniq Hanifah X MIPA 4

Penyunting: Tim Redaktur

Next Post

Dila dan Cita-Cita

Setelah berbuka puasa seperti biasa bapak dan ibunya duduk-duduk santai di depan televisi di ruang tengah. Dengan raut wajah gembira, dila bergegas memberitahu ibu dan ayahnya bahwa besok Senin ia akan menempuh Ujian Nasional. “Pak, Bu, besok Senin Dila akan ada ujian di sekolah…” Tiba-tiba bapakya memotong perkataan Dila,”Terus kenapa?” […]