“ Kriiiiiiiinnngg……kriiiiiiiiiing…..”
Tiba-tiba aku terbangun mendengar bunyi wecker yang nyaring, yang selalu menemaniku selama bulan puasa untuk membangunkan sahur. Di kejauhan terdengar suara orang membangunkan sahur melalui speaker di Masjid Al Irsyad dan di masjid-masjid lainnya yang terdengar sampai rumahku.
“ Achhhh….”.
Aku menggeliat sebentar kemudian meluruskan kakiku sebelum beranjak dari tempat tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 02.45. Aku terus berlari mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat malam. Airnya terasa dingin sekali sampai menusuk tulang. Seperti es batu yang ditempelkan di kulit.
Setelah aktivitas ibadahku selesai, cepat-cepat berlari ke dapur memasak untuk mempersiapkan sahur. Biasanya kalau sahur sering memasak yang sederhana saja. Pagi ini hanya masak oseng mie sama cabe ijo dan ayam goreng. Suami cukup cekatan membantu menggorengnya sehingga makan sahur tersaji lebih cepat apabila dibantu suami tercinta. Setelah makan sahur siap, aku membangunkan anak lanang agar segera ikutan sahur.
Begitu aktivitas sahur selesai, dilanjutkan beres-beres peralatan dapur. Kemudian sambil menunggu adzan subuh, aku membaca Al Quran supaya tercapai target untuk katam.
Tepat pukul 06.45 aku berangkat ke sekolah dengan mengenakan jaket tebal, agar tidak terasa oleh hembusan angin pagi yang dingin. Karena di musim kemarau udara terasa lebih dingin dari biasanya.
Sekitar setengah jam perjalanan sudah sampai ke sekolah. Kusandarkan motorku di pojok garasi sekolah. Aku sengaja berangkat agak pagi, karena ada pembelajaran jam pertama, dimana pembelajaran melalui daring. Hari ini belajarnya melalui Gmeet dan harus mempersiapkan dengan baik.
Laptop segera aku buka , dan menyapa peserta didik lewat WAG untuk segera siap-siap belajar online dan pertemuan dengan Gmeet. Satu per satu anak-anak mulai bergabung dan kemudian kusapa dengan salam.
“ Assalamualaikum, Guten Morgen”
“ Waalaikum salam, Guten Morgen, Frau Dian”
Begitu mendengar jawaban peserta didik yang sangat antusias mengikuti pembelajaran, hati ini rasanya senang sekali. Walaupun tidak tatap muka, tetapi mereka sangat senang mengikuti pembelajaran daring.
“ Bagaimana kabar kalian?”
“ Baik bu”
“ Ada yang tidak hadir?”
“ Ada bu, mungkin karena sinyal bu”
“ O ya, sambil menunggu yang lain kita berdoa terlebih dahulu ya”
“ Baik bu”
Alhamdulillah, semua anak sangat baik komunikasinya, sehingga mempermudah untuk mengajar. Hal ini sangat membanggakan seorang guru apabila semua peserta didik bisa belajar dengan baik dan selalu hadir apabila ada pembelajaran online. Dengan begitu materi akan tersampaikan dengan baik.
Setelah penyampaian materi pendahuluan selesai dilanjutkan ke kegiatan penayangan video tentang memperkenalkan diri dalam Bahasa Jerman. Supaya peserta didik lebih faham lagi cara mengucapkan pelafalan Bahasa Jerman oleh penutur asli atau native speaker.
“ Bagaimana video tadi?”
“ Menarik sekali bu, jadi lebih jelas pelafalannya”
“ Apakah masih ada kesulitan?”
“ Masih sedikit bu, karena belum terbiasa”
“ Ya tidak apa-apa, berarti kalian harus berlatih terus”
“ Siap bu!”
Dialog langsung dengan peserta didik memang sangat menyenangkan. Rindu sekali rasanya bisa bertatap muka langsung dengan peserta didik yang rajin-rajin belajar dalam keadaan tanpa ada pandemic.
“ Bagaimana pembelajaran hari ini anak-anak?”
“ Sangat menyenangkan bu”
“ Besok lagi kalau ada materi baru menggunakan media yang bagus ya bu, agar kami faham” , celetuk salah satu peserta didik.
“ Insya Allah, saya usahakan”
Setelah melakukan refleksi , kemudian meminta salah satu atau beberapa peserta didik untuk mengambil kesimpulan. Ternyata anak-anak sangat cepat tanggap terhadap materi yang disampaikan.
Tibalah saatnya pada akhir pembelajaran, peserta didik melakukan evaluasi. Hampir semua peserta didik bisa mengerjakan dengan baik. Hasil yang baik ini akan menambah semangatku untuk lebih baik lagi dalam mengajar. Aku jadi banyak bertanya tentang pembuatan video pembelajaran. Dan juga mengikuti diklat.
Satu pertemuan sudah aku lewati, tinggal menunggu pertemuan berikutnya. Aku selalu berharap semua peserta didik dari semua kelas bisa mengikuti dengan baik. Tapi pada kenyataannya tetap masih ada kendala. Ada yang terkendala sinyal, tidak mempunyai quota belajar dan lain sebagainya.
Siang hari saatnya semua tugas sudah kutunaikan, baru terasa capeknya. Beginilah rasanya menjadi guru online. Capek mempersiapkan materi dan media yang bisa mendukung pembelajaran. Tapi semua memang harus dijalani demi anak didik. Semoga pandemic ini segera berakhir dan bisa belajar tatap muka seperti dulu lagi. Transfer ilmu, adab, dan nilai-nilai kebaikan lainnya supaya terlihat nyata dan bisa terlihat oleh peserta didik secara nyata juga. Aamiin.