Seorang tukang sayur keliling bernama Bu Sumi menjajakan sayurannya. Dengan suaranya yang lantang mencoba memberitahukan kedatangannya kepada orang-orang sekitar.
“ Yur sayur, ayo ibu-ibu dibeli sayurannya.” Teriak Bu Sumi sambil berkeliling desa.
“Bu Sumi sini,” teriak Mbak Hasna memanggil Bu Sumi.
“ Saya mau beli mentimun nih Bu, ada tidak ya?”.
“ Oalah timun, saya bawa banyak ini Mbak, soalnya besok kan hari raya kurban setelah makan daging banyak supaya tidak darah tinggi itu makan timun. Mau beli berapa kilo, Mbak?” tanya Bu Sumi.
“Setengah kilo saja ya Bu.”
“Oke Mbak, mau sama apalagi?”
“Sudah itu saja ya Bu. Eh iya, saya dengar-dengar Bu Sumi tahun ini kurban ya?” tanya Mbak Hasna.
“Alhamdulillah Mbak, tahun ini saya ada rezeki jadi bisa ikut berkurban.”
Tak lama kemudian Bu Haji menghampiri Bu Sumi dan Mbak Hasna.
“ Assalamu’alaikum, sedang menggosip apa ini, sepertinya asyik sekali?”
“Wa’alaikumsalam Bu Haji,”jawab Bu Sumi dan Mbak Hasna bersamaan.“
“Tidak menggosip kok Bu, ini Bu Sumi tahun ini ikut berkurban,” lanjut Mbak Hasna. Mendengar perkataan Mbak Hasna membuat Bu Haji menatap tidak suka kepada Bu Sumi.“
“Oalah tumben sekali Bu Sumi bisa berkurban,eh tapi paling berkurbannya cuma kambing kan?” tanya Bu Haji dengan angkuh.
“ Iya Bu, saya baru bisa berkurban kambing,” jawab Bu Sumi. “ Halah baru bisa berkurban kambing saja sudah sombong, saya nih bisa berkurban sapi tidak sombong. Paling juga Bu Sumi bisanya beli kambing ukuran paling kecil kan?” ucap Bu Haji.
“Astaghfirullah Bu Haji tidak boleh seperti itu, Bu” ucap Mbak Hasna.“
“Ini lagi Hasna masih muda udah berani memerintah saya, sudah lah saya mau ke masjid dulu liat sapi saya, percuma di sini ngobrol sama orang-orang iri,” ucap Bu Haji sambil pergi meninggalkan Bu Sumi dan Mbak Hasna. “ Bu Sumi tidak usah didengarkan ya perkataan Bu Haji! Heran saya Bu, katanya beliau udah haji tapi sifatnya seperti itu sih?” ucap Mbak Hasna.
“ Iya Mbak tidak apa-apa, Bu Haji memang seperti itu orangnya,” jawab Bu Sumi.
Hari raya idul adha telah tiba, saat ini panitia kurban sedang menyiapkan peralatan untuk menyembelih hewan-hewan kurban. Banyak sekali warga yang datang ke masjid untuk melaksanakan sholat ied sekaligus menyaksikan penyembelihan hewan kurban. “ Haduh sedih banget sebentar lagi sapi saya mau disembelih padahal saya belinya dengan harga mahal,” ucap Bu Haji dengan keras sehingga menarik perhatian semua warga. “ Lihat itu Mbak, Bu Haji mulai pamer,” bisik Bu Lina kepada Mbak Hasna.“
Iya Bu, dari kemarin Bu Haji pamer-pamer terus” jawab Mbak Hasna.
Saat ini giliran sapi Bu Haji disembelih tetapi tiba-tiba sapi itu lepas dan mengamuk, semua warga panik dan panitia kurban segera mengejar sapi Bu Haji yang telah kabur. Melihat sapinya kabur Bu Haji pun menangis.
“ Ya Allah sapiku kabur”
Setelah beberapa saat panitia kurban pun kembali ke masjid tetapi mereka tidak membawa sapi Bu Haji.
“ Sapi saya mana pak?” tanya Bu Haji kepada Pak Surya salah satu panitia kurban yang ikut mengejar sapi Bu Haji.
“ Maaf Bu, sapi Bu Haji masuk ke dalam sungai dan kami tidak bisa menolongnya sehingga untuk tahun ini Bu Haji tidak bisa berkurban,” jawab Pak Surya dengan wajah penuh penyesalan. “ Makanya Bu, jadi orang jangan suka pamer mentang-mentang berkurban sapi Bu Haji seenaknya saja menghina orang yang berkurban kambing, sekarang jadi kena karmanya kan?” ucap Bu Lina yang sudah tidak tahan dengan sifat Bu Haji yang tukang pamer. Mendengar ucapan Bu Lina membuat beberapa warga tertawa, Bu Haji pun merasa malu dan segera pergi meninggalkan masjid.
Penulis : Padmasari XI MIPA 4
Penyunting: tim redaktur