SMA NEGERI 10 PURWOREJO SEMARAKKAN KEGIATAN WEBINAR LITERASI DIGITAL

fannies tauryza

 

Purworejo-SMA Negeri 10 Purworejo ikut menyemarakkan kegiatan Webinar Literasi Digital yang diselenggarakan pada hari  Selasa, 13 Juli 2021. Pandemi Covid-19 sudah banyak mengubah cara peserta didik menjalani keseharian dalam pembelajaran, seperti meminimalisasi kegiatan pembelajaran tatap muka juga pemanfaatan teknologi digital yang menjadi wajib. Untuk mencapai Indonesia sebagai digital nation, dibutuhkan sebuah sarana untuk belajar dan menambah pengetahuan mengenai literasi digital untuk seluruh masyarakat Indonesia. Tidak menutup kemungkinan bahwa di era digitalisasi banyak peluang juga tantangan yang harus dihadapi. Dalam literasi digital terdapat empat pilar sebagai pendukung yaitu digital skill (kecakapan digital), digital ethics (etika digital), digital culture (budaya digital), dan digital safety (keamanan digital).

Webinar ini dilaksanakan disampaikan melalui media Zoom Meeting  dengan menghadirkan narasumber yaitu:

1.Ibu Aulia Putri Juniarto, selaku fasilitor nasional

2. Ibu Dr. Nikmah Nurbaity, S.Pd. M.Pd. BI., selaku Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Provinsi Jawa Tengah

3. Ibu Dra. Setyo  Mulyaningsih, M.Pd. BI, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Purworejo

4. Ibu Dr. Selfi Budi Helpiastuti, M.Si., selaku dosen FISIP Universitas Jember, IAPA.

Dari beberapa narasumber di atas yang berasal dari SMA NEGERI 10 PURWOREJO, yaitu Ibu Dra. Setyo Mulyaningsih, M. Pd. BI kepala sekolah kita.

Peserta webinar ini banyak diikuti oleh peserta didik dari SMA Negeri 10 Purworejo dan SMK Negeri 3 Purworejo. Selain itu, juga dihadiri oleh bapak/ibu guru dari SMA Negeri 10 Purworejo dan SMK Negeri 3 Purworejo. Jumlah peserta sebanyak 766 peserta.

Tujuan kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ini adalah untuk mendukung percepatan transformasi. Selain itu, untuk meningkatkan kecakapan digital khususnya peserta didik di Indonesia dalam menciptakan ruang digital yang menarik, beretika, produktif, dan aman.      

Kegiatan webinar ini diawali dengan sambutan dari Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo  sekaligus secara resmi meluncurkan kegiatan Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital. Beliau menyampaikan bahwa pandemi membuka kesempatan luas bagi kita untuk melakukan transformasi secara besar-besaran, seperti pembangunan infrastruktur digital terus ditingkatkan, ekonomi digital layaknya UMKM terus diperbanyak, pemerintahan digital terus diperkuat, dan masyarakat disiapkan agar lebih cakap digital.

            Kegiatan webinar ini dilanjut dengan sambutan Bapak H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. selaku gubernur Jawa Tengah yang menyampaikan bahwa dahulu ukuran intelektualitas seseorang dilihat dari sebeberapa banyak koleksi buku, namun pada era ini semua dilihat dari seberapa banyak file yang tersimpan di ruang digital kita. Ini menunjukkan bahwa perkembangan transformasi digital semakin cepat.

Narasumber yang pertama yaitu Ibu Aulia Putri Juniarto, selaku fasilitor nasional. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan materi mengenai digital skill. Pada dasarnya keadaan pandemi menuntut kita untuk melek digital dan lebih cakap menggunakan digital. Kemampuan digital pada individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat lunak dan keras Teknologi Informasi dan Komunikasi disebut dengan digital skill (kemampuan/kecakapan digital).

Terdapat lima soft skill yang harus dimiliki di era digital, di antaranya motivasi, komunikasi, pengendalian emosi, berpikir kreatif, dan berintegritas. Pada saat ini Indonesia didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z, ini berdasarkan sensus penduduk tahun  2020, mereka mencatat populasi Indonesia mencapai 270 juta yang diantaranya 25.87% generasi milenial dan 27.94% generasi Z.

Narasumber kedua yaitu Ibu Dr. Nikmah Nurbaity,S.Pd. M.Pd. BI., selaku Kepala Kantor Cabang Dinas. Pendidikan Wilayah VIII Provinsi Jawa Tengah. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan materi mengenai digital ethics. Sebelumnya, akan dibahas mengenai pengertian literasi digital, yaitu kemampuan kita semua untuk mengakses, memahami, mengomunikasikan, mengevaluasi informasi melalui teknologi digital. Japelidi juga mengelompokkan literasi digital menjaadi 10 kompetisi yang perlu dikuasai, diantaranya mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, membuktikan, mengevaluasi, mendistribusi, memproduksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi.

Dalam literasi digital dikenal dengan kata etiket (etika berinternet). Pada dasarnya, berkomunikasi dalam media sosial tetap harus beretika yang baik. Etika digital adalah kemampuan kita untuk menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika dalam menggunakan media digital. Dalam menggunakan media digital, juga diperlukan sifat jujur, bertanggung jawab, dan kesadaran berintegritas.

Narasumber ketiga yaitu Ibu Dra. Setyo Mulyaningsih, M.Pd. BI, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Purworejo. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan materi mengenai digital culture bahwa yang dimaksud dengan budaya digital adalah sebuah konsep yang menggambarkan gagasan bahwa teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat. Budaya digital sejatinya merupakan hasil olah pikir, kreasi, dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet.

Di era digital ini diperlukan pembentukan karakter yang baik, dimana pada era ini ancaman disintegrasi semakin nyata. Karena itu, gerakan pelajar pancasila seperti bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, berpikir kreatif, dan gotong royong ini bertujuan untuk membetengi  masyarakat kita dalam menghadapi digitalisasi.

 Pada kesempatan ini juga, Ibu Setyo memberikan amanah agar kita menjadi pelajar pancasila yang cerdas, yang selalu berusaha memanfaatkan media sosial di era digital agar memiliki sisi yang positif. Hal yang perlu dilakukan adalah bertindak hal-hal baik tentang potensi dan keindahan negeri, berbagi informasi edukatif dan bermanfaat, cerdas dalam memilah dan memillih konten, menjadi kontrol sosial terhadap penggunaan di ruang digital, dan posisikan diri sebagai sosok netral yang selalu berbagi semangat.

Narasumber terakhir yaitu Ibu Dr. Selfi Budi Helpiastuti, M.Si., selaku dosen FISIP Universitas Jember, IAPA. Pada kesempatan kali ini, beliau menyampaikan mengenai digital safety. Digital safety adalah konsep penggunaan internet untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dari kemungkinan bahaya atau risiko di dunia online. Namun tanpa disadari, pasti akan ada sisi negatif yang bisa muncul.

Berikut ini tips aman dan sehat dalam pendidikan karakter melalui media digital diantaranya:

  1. Membekali anak dengan keterampilan membaca, menulis, dan pendidikan kematangan emosi
  2. Membekali nilai-nilai kesopanan, kearifan, toleransi, dan perdamaian
  3. Pembudidayaan literasi dasar, hingga literasi di dunia maya.

            Webinar kali ini ditutup dengan pendapat dari key opinion leader yaitu Safira Hasna, selaku Wakil II Mbak Jawa Tengah 2019. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan bahwa pembentukan karakter di era digital ini sangat penting, dikarenakan pendidikan karakter dapat membentengi kita dalam menghadapi digitalisasi dan memancing kita untuk selalu berpikir bijak sebelum bertindak.

            Generasi muda harus bisa bijak dalam menggunakan media digital, beretika yang baik dalam menggunakan media digital, berusaha untuk menjaga diri agar tidak melakukan pelanggaran hak cipta seperti plagiasi maupun manipulasi, dan yang selalu bertanggung jawab dalam bermedia digital.

Penulis :

  1. Fanniez Tauriza kelas XII IPS 2
  2. Yogi Vivaldi kelas XII IPS 2

Penyunting: tim redaktur

Next Post

SMA Negeri 10 Purworejo Ikut Berpartisipasi dalam Program Kurban Produktif BAZNAS 1442 H Provinsi Jawa Tengah di Masa Pandemi

Purworejo- SMA Negeri 10 Purworejo ikut berpartisipasi dalam program produktif BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Idul Adha 1442 H. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi, mengingat wabah virus Covid-19 terus meningkat. Namun ini tidak menyurutkan semangat berkurban untuk seluruh umat Islam yang menjalankan, termasuk […]