Penulis : Dwi Wahyu Setyo Rini
Skala prioritas menjadi dasar bagi segala tindakan yang kita lakukan saat menjalankan berbagai rutinitas, kita akan membedakan apa yang harus terlebih dulu dilakukan dan mana yang bisa dinomor duakan. Melalui skala prioritas, maka kita bisa tahu apa saja yang perlu dilakukan dengan urutan beserta tujuan yang jelas. Begitu juga dalam prioritas pemenuhan kebutuhan. Kita harus bisa menentukan mana kebutuhan yang harus segera kita penuhi dan mana kebutuhan yang masih bisa kita tunda dalam pemenuhannya.
Dalam ilmu ekonomi kebutuhan manusia tidak terbatas, namun alat pemuas kebutuhannya bersifat terbatas, maka dari itu kita harus lebih rasional dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Kita harus bisa menyesuaikan dengan kondisi dan juga kemampuan kita, maka dari itu akan lebih baik jika kita membuat suatu skala prioritas kebutuhan agar kita dapat lebih bijak dalam membelanjakan uang kita utuk memenuhi kebutuhan hidup.
Meski tampak sepele, tapi percayalah bahwa, dampak dari membuat skala prioritas ini sangat besar dalam kehidupan. Jadi, tak ada salahnya untuk menerapkan manajemen prioritas mulai dari sekarang supaya hari-hari kita dapat semakin produktif dan dapat menjalankannya secara maksimal.
Dalam topik bahasan kita kali ini akan membahas bagaimana tips bagi seorang pelajar dalam menyusun prioritas kebutuhannya, agar mereka bisa belajar bagaimana mengelola keuangan mereka untuk memenuhi kebutuhannya sebagai seorang pelajar, diera digital sekarang ini dimana banyaknya gaya hidup yang terpengaruh dari media sosial.
Sebelum ke topik bahasan utama mari kita cari tahu dulu tentang apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi skala prioritas? (priharto, 2019) faktor-faktor yang mempengaruhi skala prioritas diantaranya adalah: tingkat pendapatan, status sosial dan lingkungan sosial. Tingkat kebutuhan menjadi faktor pertama yang mempengaruhi skala prioritas, karena semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka akan semakin luas pula alternatif pilihan kebutuhannya, begitupula sebaliknya. Misalnya saja orang yang berpendapatan tinggi akan memiliki alternatif kebutuhan mulai dari membeli barang-barang mahal, makan di tempat mewah, jadwal liburan ke luar negeri dan sebagainya sesuai dengan kondisi keuangannya, hal ini tentu saja berbeda jika seseorang memiliki pendapatan yang rendah, mereka pasti akan lebih mementingkan kebutuhan primer terlebih dahulu ketimbang kebutuhan sekunder ataupun tersiernya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang akan dimiliki seorang individu akan berbeda sesuai dengan tingkat pendapatannya. Faktor yang kedua adalah Status sosial, semakin tinggi status sosialnya, kebutuhan juga meningkat. Contohnya adalah kepala desa, dia tidak hanya wajib memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga, dia juga harus mencanangkan pemenuhan kebutuhan desa dan warga. Begitupun dengan seorang guru dan juga pelajar, yang akan memprioritaskan untuk membeli peralatan mengajar dan belajar. Yang terakhir adalah faktor Lingkungan sosial, lingkungan sosial merupakan alasan masyarakat harus pintar mengatur prioritas. Karena lingkungan yang membentuk individu menjadi konsumtif. Kita ambil contoh, jika kamu tinggal di kawasan elit, maka bisa jadi kebutuhan yang menjadi prioritas adalah seputar rumah, pakaian, hingga kendaraan mewah, agar bisa bersaing dengan masyarakat sekitar. Berbeda jika kamu tinggal di lingkungan yang biasa saja. Mungkin, prioritas kebutuhanmu hanya berkisar ingin berbelanja makanan atau pakaian baru saja. Nah itu tadi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prioritas kebutuhan.
Pada prinsipnya, untuk memenuhi kebutuhan, seorang individu akan mendahulukan kebutuhan yang dianggap lebih penting, pokok, dan juga mendesak. Namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi. Setelah kebutuhan penting tersebut terpenuhi, seorang individu biasanya akan memenuhi kebutuhan pada prioritas berikutnya, agar tercapai kepuasan maksimal. Nah berikutnya bagaimana cara menyusul skala prioritas kebutuhan agar tepat sasaran? Dalam artikel ini saya akan mengkhususkan bagaimana seorang pelajar dapat menyusun prioritas kebutuhannya. Berikut cara dalam menyusun skala prioritas:
- Menentukan tingkat urgensi, yaitu kebutuhan yang paling vital dan harus dipenuhi terlebih dahulu, maka kita posisikan diurutan pertama.
Sebagai contoh misal seorang siswa akan berangkat ke sekolah, sampai diperjalanan motornya bocor, sementara dia tidak boleh terlambat ke sekolah karena pada jam pertama ada ulangan harian. Disini siswa itu dihadapkan pada situasi yang apabila membeli bahan bakar terlebih dahulu, ia akan terlambat sampai ke sekolah, sedangkan mata pelajaran pertamanya adalah ulangan harian. Lantas, bagaimana cara penyelesaian jika dilihat dari segi urgensi? Tentu saja ia akan memilih mengikuti ulangan harian, dan pergi ke sekolah menggunakan transportasi lainnya, seperti ojek atau angkutan umum. Hal ini harus dilakukan, agar ia bisa sampai ke sekolah tepat waktu.
- Mengetahui Kemampuan Diri Sendiri, tidak hanya mempertimbangkan sesuatu dalam membeli barang, seseorang juga harus mengetahui kemampuan dari dirinya sendiri dalam menyusun skala prioritas. Dalam menentukan sebuah keputusan dalam berbelanja jika tidak diikuti dengan diri yang mampu maka daftar prioritas yang disusun akan menjadi berantakan, maksud dari kemampuan diri sendiri ini tidak hanya mampu secara finansial saja tetapi juga mampu secara keahlian dari sesuatu yang dibeli. Contohnya ketika seseorang membeli laptop canggih dengan harga puluhan juta. Jika orang tersebut membeli namun tidak mengerti cara menggunakannya tentu saja hal ini sangat disayangkan.
- Kesempatan yang dimiliki, kesempatan yang dimaksud dalam skala prioritas ini, kita harus mampu melihat peluang dari pemenuhan kebutuhan tersebut.Jika dirasa memang kesempatan itu jarang terjadi, maka akan timbul kemungkinan untuk mendahulukan kebutuhan tersebut, begitupula sebaliknya. Misalnya saja seorang pelajar sudah terpilih dalam seleksi menjadi Paskibra tingkat Kabupaten, diwaktu yang bersamaan dia juga mendapatkan kesempatan mengikuti ajang Bagus Roro wakil sekolah, dengan pertimbangan kesempatan yang dimiliki akhirnya pelajar tersebut memilih meneruskan mengikuti Paskibra dengan alasan karena di tahun berikutnya usianya tidak lagi memenuhi untuk mengikuti seleksi Paskibra kembali, sementara untuk ajang Bagus Roro tahun berikutnya masih dapat mengikutinya lagi.
- Mempertimbangkan Kebutuhan Ke Depan, sesuatu yang sulit sering terjadi dalam diri seseorang ketika menentukan skala prioritas karena jika salah orang tersebut bisa menyesal. Misalnya ketika memilih kuliah di mana bagi pelajar yang ingin melanjutkan kuliah. Mereka tentu akan melihat prospek ke depan dari jurusan kuliah yang dia pilih.
Setelah menyimak cara dalam menyusun skala prioritas, sekarang kita simak bagaimana langkah-langkah dalam menyusun skala prioritas kebutuhan.
Berikut langkah-langkah dalam menyusun skala prioritas kebutuhan:
- Tulislah semua kebutuhan yang ada, hilangkan yang benar-benar tidak begitu penting.
- Susunlah urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya.
- Buatlah catatan kebutuhan pendanaan yang ada.
- Dari catatan yang ada, pilihlah kebutuhan yang paling memberikan manfaat secara optimal.
Steven R. Covey membuat sebuah tabel yang bertujuan untuk memudahkan kita untuk menentukan prioritas dalam pemenuhan kebutuhannya. Supaya lebih jelas, kamu bisa melihat gambar di bawah ini, untuk melihat tabel yang dimaksud:
Adapun penjelasan yang bisa kami berikan mengenai tabel di atas yang telah terbagi menjadi empat kuadran adalah:
Kuadran I: kebutuhan yang penting dan mendesak untuk segera dipenuhi.
Kuadran II: kebutuhan yang penting tetapi kurang mendesak untuk dipenuhi
Kuadran III: kebutuhan yang kurang penting namun mendesak untuk dipenuhi.
Kuadran IV : kebutuhan yang kurang penting dan kurang mendesak untuk dipenuhi
Setelah kamu mengetahui pengertian, faktor yang mempengaruhi, cara penyusunan, langka-langkah menyusun hingga tabel skala prioritas, sekarang saya akan memberikan contoh penyusunannya. Skala prioritas ini bersifat fiktif berikut contohnya:
Ada seorang pelajar mahasiswa bernama Surya yang mendapatkan uang saku dari orang tuanya sebesar 2 juta rupiah perbulan. Uang ini, harus dimanfaatkan dengan baik oleh Surya, agar ia dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa kekurangan selama satu bulan itu. Maka, Surya memutuskan untuk menyusun skala prioritasnya sebagai berikut:
Langkah pertama, Surya menuliskan semua kebutuhannya selama satu bulan berdasarkan kepentingannya, Selanjutnya, Surya mengelompokkan kebutuhannya tersebut sesuai dengan kebutuhan yang membeli manfaat secara optimal. Surya dapat menyusunnya dengan menggunakan tabel skala prioritas yang telah dibahas sebelumnya. Di bawah ini akan diperlihatkan contoh tabel skala prioritas yang bisa dibuat oleh Surya:
Kebutuhan | Nominal |
Transportasi (Bensin) | Rp. 150.000 |
Kuota Internet | Rp. 100.000 |
Alat Tulis | Rp. 50.000 |
Foto Copy dan print tugas | Rp. 200.000 |
Buku Kuliah | Rp.1.000.000 |
Uang jajan (makan dan kuota) | Rp. 300.000 |
Nonton bioskop | Rp. 100.000 |
Nongkrong di Kafa | Rp. 100.000 |
Penting | Mendesak | Kurang Mendesak |
Buku kuliah, Foto Copy dan print tugas, Kuota Internet, dan Trasportasi (bensin) | Alat tulis | |
Kurang Penting | Uang jajan | Nonton bioskop dan Nongkrong di Kafe |
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan skala prioritas yang dibutuhkan oleh Surya adalah:
- Membeli buku kuliah, dan fotokopi serta print tugas, serta membeli kuota Internet, lalu menyisihkan uangnya agar bisa membeli bensin untuk transportasinya ke kampus.
- Memperbarui alat tulisnya yang telah tidak bisa digunakan.
- Menyisihkan uang untuk keperluan jajan, agar semangat dalam menjalani masa perkuliahan.
- Namun, Surya harus mengurangi hobinya untuk nonton bioskop dan nongkrong di kafe untuk mengerjakan tugas agar uangnya cukup. Surya akan tetap bisa menjalankan hobinya, jika ia mampu menyisihkan uang bulanannya tersebut.
Dengan contoh diatas penulis berharap akan menjadi reverensi bagi pembaca dalam menyusun skala prioritas kebutuhannya, khususnya bagi seorang pelajar. Dimana dengan menyusun suatu skala prioritas kebutuhannya kita dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan kondisi dan keadaan diri kita, terlebih lagi sekarang ini sedang gencarnya pengaruh sosial media dalam kehidupan generasi muda pada khususnya yang mana dapat mempengaruhi gaya hidup dan pergaulan terutama konsumerisme yang hanya mengikuti trend, tanpa menyesuaikan kemampuan dan juga kebutuhan yang sesungguhnya. Semoga bermanfaat..