SMA Negeri 10 Purworejo
Gerakan Makan Buah Nasi Lauk Dan Sayur merupakan salah satu budaya yang diterapkan di SMA Negeri 10 Purworejo. Gerakan ini digagas dan dilaksanakan untuk mendukung kesehatan jasmani dan rohani semua peserta didik dan juga keluarga besar SMA Negeri 10 Purworejo.
Pembelajaran yang dilaksanakan selama 5 hari dimulai hari Senin s.d. Jumat dengan waktu dari pukul 07.00 s.d. 15.30 membimbing peserta didik untuk menerapkan pola makan yang sehat bergizi seimbang yang terpola pada bekal makan mereka. Untuk itulah, gerakan Gema Buana Dasa yang dilanjutkan dengan minum pil tablet tambah darah bagi peserta didik putri ini diharapkan didukung oleh semua orang tua/wali peserta didik agar ketahanan tubuh mereka, terjaga. Dengan pola makan yang bergizi seimbang, ketahanan tubuh terjaga, kesuksesan masa depan pun berdaya, akhlak pun mulia.
Dalam gerakan Gema Buana Dasa ini bekal makan peserta didik terdiri nasi, lauk, sayur dilengkapi pula dengan buah-buahan yang dipetik dari lingkungan sekeliling atau buah-buahan lokal. Bekal makan ini diharapkan mudah dipersiapkan peserta didik sebelum berangkat ke sekolah. Salah satu contoh sederhana yang biasanya dipersiapkan oleh peserta didik yakni nasi, sayur bening (dengan sayuran bayam, wortel, tomat, dan tauge). Sedangkan lauk-pauk yang dipilih dan biasa dijumpai yakni tempe atau tahu goreng, bisa juga lauk yang diambil dari kolam ikan keluarga misalnya ikan gurami atau lele yang dimasak dengan berbagai variasi. Buahbuahan lokal yang mudah dijumpai dan dipersiapkan untuk dibawa oleh mereka yakni pisang, pepaya juga berbagai jenis jambu.
Apakah makanan yang dipersiapkan dalam Gema Buana dasa ini dapat dikategorikan makanan sehat?
Makanan sehat diartikan sebagai makanan yang memiliki kombinasi variasi makanan sehingga mengandung berbagai nutrisi. Makanan sehat yang seimbang yaitu terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Karbohidrat didapatkan pada nasi atau makanan pengganti nasi seperti ubi, tiwul, atau ketela bahkan gembili. Protein ini dapat dikategorikan protein hewani seperti daging sapi, kerbau, kambing, ayam juga telur ayam dll. Sedangkan protein nabati dijumpai pada lauk pauk seperti tempe dan tahu.
Beberapa jenis pilihan makanan sehat yang lain yaitu: sayur-sayuran seperti brokoli, kale, buah-buahan, daging dan telur, kacang-kacangan dan biji-bijian, susu, ikan dan makanan laut lainnya.
Mengapa Gema Buana dasa ini penting dibudayakan pada peserta didik SMA Negeri 10 Purworejo?
Gema Duana Dasa ini amat penting diterapkan, karena dengan menerapkan gerakan makan buah nasi lauk dan sayur, kesehatan serta ketahanan tubuh dapat terjaga dan terbebas dari berbagai penyakit.
Berikut ini beberapa manfaat mengonsumsi makanan sehat dari berbagai gologan usia yaitu:
- Makan sehat bagi orang dewasa dapat membantu panjang umur, menjaga kulit, gigi dan mata tetap sehat, mendukung otot, meningkatkan imunitas tubuh, memperkuat tulang, menurunkan risiko dari penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker, membantu kehamilan dan menyusui, membantu mempertahankan berat badan yang sehat,
- Bagi anak-anak, makanan sehat ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit, gigi dan mata, menjaga otot, membantu mendapatkan dan menjaga berat badan yang sehat, memperkuat tulang, mendukung perkembangan otak, mendukung pertumbuhan yang sehat, meningkatkan kekebalan tubuh, membantu fungsi sistem pencernaan.
Penerapan Gema Buana Dasa ini pun sejalan juga dengan upaya preventif yang sedang menjadi program unggulan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yakni Pencegahan Stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stunting yang telah terjadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun mental,
Faktor-faktor terjadinya stunting pada anak:
- Panjang badan lahir yang rendah
- Balita yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif
- Pendapatan keluarga yang rendah
- Pendidikan ibu yang rendah; dan
- Pengetahuan gizi ibu yang kurang
Dengan berbagai pernyataan di atas, kita jadi makin paham betapa pentingnya menerapkan pola hidup sehat, pola makan dengan gizi seimbang. Salah satu yang utama yakni dengan menerapkan Gerakan Makan Buah, Nasi, Lauk dan Sayur diikuti dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD) sebanyak satu tablet per minggu (khusus untuk peserta didik Putri), melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari.
Penulis
Andika Najmil Huda Kelas X2 berkolaborasi dengan Bu Yuni Raraswati, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia Kelas X, SMA Negeri 10 Purworejo
Purworejo, 6 September 2023 Pukul 15.14
DAFTAR PUSTAKA
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Lampung: Universitas Lampung
Ni’mah K., Rahayu S.N. (2015). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Surabaya: Universitas Airlangga
Tim Pengarang Kurikulum SMAN 10 Purworejo. (2023). KOSP SMAN 10 PURWOREJO. Halaman 11.
Murni, Teguh (2022). Manfaat Mengonsumsi Makanan Sehat. Diakses 6 September 2023 dari https://www.rsmurniteguh.com.