SMA Negeri 10 Purworejo mengikuti kegiatan kongres Aksara Jawa hari Senin, 22 Maret 2021 s.d Jumat 26 Maret 2021. Sebagai wakil dari sekolah yaitu, Ibu Rina Rafitasari, S.Pd. dan Bapak Hesti Nur Cahyo, S.Pd selaku guru Bahasa Jawa
Aksara Jawa merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dijaga kelestariannya. Pada saat ini, kedudukannya tergusur oleh aksara Latin sehingga aksara Jawa jarang penggunanya. Banyak generasi muda yang sudah tidak bisa membaca dan menulis aksara Jawa.
Era teknologi semakin berkembang. Hal ini merupakan tantangan bagi aksara Jawa untuk ikut berkembang dalam ranah digital tersebut. Akan tetapi, ada suatu ganjalan bahwa proses enskripsi aksara Jawa belum disetujui oleh ICANN. ICANN singkatan dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers atau pengelola domain di seluruh dunia. Alasannya adalah pengguna aksara Jawa sangat minim. Maka dari itu, perlulah diadakan suatu kongres yang menghasilkan hal-hal yang berkaitan dengan aksara Jawa, misalnya mengenai kebijakan agar mendukung implementasi pengembangan aksara Jawa.
Sebelum mengikuti kongres, semua peserta sebanyak 2000 orang diseleksi dan tersisa 1000 orang. Seribu peserta tersebut kemudian dibagi lagi. Dua ratus orang mengikuti kongres di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, sedangkan delapan ratus peserta lainnya mengikuti kongres secara daring melalui platform zoom. Kedua perwakilan dari SMA N 10 Purworejo, lolos seleksi dan mengikuti kegiatan selama lima hari.
Masing-masing peserta masuk ke komisi sesuai dengan pilihannya. Ada empat komisi yaitu komisi satu yang sidang membahas tentang transliterasi aksara Jawa, komisi 2 membahas tentang tata tulis, komisi 3 membahas digitalisasi aksara Jawa, dan komisi 4 membahas kebijakan. Ibu Rina dan Bapak Hesti masuk pada komisi 4 yaitu kebijakan.
Dalam pidatonya, Bapak Sumadi selaku Plt. Kepala Dinas Kebudayaan DIY mengatakan, “Diharapkan adanya implementasi secara riil, artinya tidak berhenti pada rekomendasi – rekomendasi yang sulit untuk direalisasikan,”
Kegiatan kongres KAJ 1 juga didukung oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia) untuk pengajuan enskripsi aksara Jawa di internet agar menjadi sebuah domain agar bisa diakses di ranah digital. Para pegiat aksara Jawa akan bersama-sama mengawal proses pengajuan domain aksara Jawa ke ICANN..
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Maret 2021 pukul 08.00 WIB, dihadiri oleh Menteri Pendidikan yaitu Nadiem Makarim, B. A, M.B.A Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo, S.H, M.I.P, serta Gubernur DIY yaitu Sri Sultan Hamengkubuwana X.
“Ke depan, kita harus mendorong kebudayaan Jawa semakin inklusif, dan mendukung kedudukan aksara Jawa di tengah kebahasaan ekosistem dunia,” kata Bapak Nadiem Makarim. Itu artinya, ada dukungan demi perkembangan aksara Jawa dari Legislatif, Yudikatif, maupun Eksekutif. Dengan demikian pengguna aksara Jawa bisa bertambah dan bisa masuk ke ICANN.
“Eksistensi bahasa minimal 10 ribu orang untuk memastikan transmisi ke generasi. Bahasa daerah perlu didorong untuk hidup, terutama di lingkungan keluarga untuk diwariskan ke setiap penutur,” jelas Sri Sultan.
Menurut Setya Amrih Prasaja, ketua kongres Aksara Jawa 1, “Kongres ini akan menghasilkan perundang-undangan yang menukik pada implementasi tidak hanya rekomendasi, sehingga kedudukannya semakin kuat.”
Dari lima hari sidang, diperoleh suatu hasil kongres. Secara Lengkap hasil kongres bisa dilihat pada tautan berikut:
Semoga hasil sidang bisa membawa kebermanfaatan bagi semua pihak. Langkah dan dukungan bersama akan mempercepat jumlah pengguna aksara Jawa sehingga aksara Jawa bisa lestari.
AKSARA JAWA LESTARI LAN NGREMBAKA, HANJAYENG BAWANA.
Penulis : Rina Rafitasari
Penyunting : Tim Redaktur