Semangat Baru untuk Sambut Tahun Ajaran Baru

anisa destriani
sumber gambar: https://bdkjakarta.kemenag.go.id

Halo sahabat lentera!

            Apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat dalam keadaan baik ya, baik jasmani dan rohani tentunya. Nah, liburan akhir semester telah berlalu nih. Sahabat sudah tahu belum kalau pembelajaran di awal tahun ajaran baru 2021/2022 ini masih daring? Apa tanggapan sahabat semua terkait hal tersebut? Masihkah kaget? Belum menerima? Apa bahkan sudah mulai terbiasa?

            Pandemi masih menyerang negara kita, terhitung sudah satu tahun lebih kita belajar secara daring. Tentunya itu menjadi hal baru bagi kita, eits tapi hal baru itu dulu ya. Kalau sekarang? Sudahkah sahabat semua terbiasa dengan pembelajaran daring? Baik pembelajaran secara luring atau daring memang ada kendalanya masing-masing. Tetapi karena kita sudah terbiasa belajar secara tatap muka langsung dengan guru dan tiba-tiba diharuskan untuk belajar daring, tentunya kita kaget. Wajar kalau kita masih kaget di awal-awal pembelajaran daring. Perubahan yang terjadi pun cukup dirasa kurang nyaman bagi kita sebagai pelajar. Seperti biasanya kalau belajar luring kita bisa belajar bersama dengan teman-teman sekelas, guru bisa menyampaikan materi dengan baik, kita bisa bertanya dengan mudah ke guru. Tetapi kalau belajar daring? Hambatan memang lebih besar, seperti jaringan internet buruk, tidak punya kuota, waktu belajar jadi tidak terkontrol, ya malas, tugas banyak, dan sebagainya.

            Seperti yang sudah disinggung tadi, kita sudah belajar daring satu tahun lebih. Dari satu tahun lebih itu kita pastinya sudah beradaptasi dong? Dari adaptasi tersebut kita berusaha menyesuaikan, menyesuaikan, dan menyesuaikan. Bisa dibilang kita beradaptasi secara bertahap. Yang namanya mau mengenal untuk terbiasa ya pastinya harus bertahap, tidak langsung “jret” kenal. Iya tidak? Nah kalau begitu, saat ini juga kita perlu beradaptasi lagi nih sahabat. Beradaptasi dengan suasana belajar daring setelah libur panjang selesai. Kita sudah pernah mengalaminya tahun lalu kok. Kalau seperti itu apa sih persiapan yang dilakukan sahabat lentera dalam menyambut tahun ajaran baru kali ini? Masihkah sama dengan tahun kemarin atau sudah berbeda dan lebih mantap?

            Tahun ajaran baru yang pasti hari baru ya sahabat. Hari baru dengan semangat baru. Apalagi untuk siswa-siswi baru SMA Negeri 10 Purworejo, sekolah baru, teman baru, guru baru, seragam baru, alat tulis baru atau tetap bertahan dengan alat tulis kesayangan? Untuk siswa-siswi lama tetap baru kok, levelnya sudah baru. Dari hal-hal baru tersebut tentunya membuat kita untuk bisa berpikir lebih baik lagi.

Menjadikan hal baru itu awal dari hari baik dan berakhir baik pula. Awal baik harus kita mulai dengan niat baik juga, persiapan dalam diri menjadi hal utama untuk menghadapi tantangan dalam menaklukkan segala rintangan. Hati dan pikiran harus satu tujuan serta diiringi kesiapan jiwa dan raga. Hal tersebut adalah paket komplit untuk mengawali niat baik. Ketika hati sudah melafalkan niat tetapi pikiran dan raga belum menindaklanjuti, maka itu perlu dipertanyakan. Apakah niat kita sudah mantap atau belum?

            Diri kita harus siap untuk memulai kembali belajar. Diri kita harus siap untuk menaklukkan rintangan dalam belajar. Kesiapan diri adalah suatu keridhoan diri untuk bisa memulai suatu hal. Niat yang mantap pastinya akan diiringi oleh kesiapan diri yang mantap pula.

            “Semangat belajar adalah ombak laut yang mengalami pasang surut, ingatlah bagaimana orang tua membesarkanmu dengan penuh harapan, untuk menjaga semangatmu tetap pasang.” ~Istiqomah Yaumi A.

            Ketika sahabat merasa lelah belajar, sudah tak ada lagi semangat belajar, ingatlah dengan orang tua sahabat. Dengan mengingat ibu dan ayah, sahabat ingat juga bagaimana perjuangan mereka untuk kalian, perjuangan mereka untuk bisa menyekolahkan sahabat. Tentunya, kita pasti sudah ada planning mau bagaimana bukan? Jadikan planning tersebut sebagai jalan yang harus dilewati dengan baik untuk sampai ke tujuan. Restu dan doa dari orang tua tentunya tidak boleh kita abaikan. Orang tua merestui otomatis mereka akan mendoakan kita. Ketika kita sudah berhasil, maka terbitlah senyum bangga orang tua kita.

Ingat, ridho ibu ridho Allah. So, jangan sia-siakan pengorbanan yang telah dilakukan ibu dan ayah untuk kita. Tetap lakukan hal terbaik untuk bisa membahagiakan mereka.

sumber gambar: www.facebook.com

Pandemi ini membuat kita harus menjadi pribadi yang up to date. Ya, ketika kalian sedang berselancar di dunia maya untuk melihat berita-berita terkini, eh tiba-tiba sahabat menemukan salah satu postingan teman sahabat atau akun motivasi yang berupa foto remaja sedang belajar daring dengan semangat. Apa respon sahabat? Akankah sahabat sedikit tersentil melihat foto tersebut? Akankah sahabat berpikir “Duh, temanku semangat belajar nih walau daring, aku kok masih seperti ini.

            Melihat teman sahabat yang sudah duduk manis di tempat ternyaman untuk belajar, masih bisakah sahabat untuk leyeh-leyeh? Teman sahabat sudah memulai start dulu untuk meraih tujuannya, masihkah sahabat bersikap santai? Atau justru sudah tergerak sedikit untuk memulai hal yang sama.

            Terkadang hal kecil seperti itu, hanya dengan melihat salah satu postingan teman yang sedang semangat belajar bisa memercikkan sedikit bara semangat dalam diri. Seperti halnya percikan api kecil yang mengenai bensin, percikan bara semangat yang kecil bisa menjadi besar ketika disiram dengan gelora dalam diri, kesadaran diri, serta dorongan orang-orang tersayang sebagai bensinnya.

            Memulai awal yang baik itu sulit, tapi bisa kita usahakan menjadi mudah ketika kita bisa menikmatinya. Yakin, siap, dan mantap adalah kunci utama untuk lafalkan niat dalam hati. Niat telah terlafalkan bersambunglah tindak lanjut pikiran dan raga yang meneruskan. Sukses, sukses, sukses. Sebelum sukses akan ada kalanya bertemu kata gagal yang memperindah perjuangan untuk mendapatkan manisnya sejarah dalam hidup.

            Berdoa dan berusaha adalah pasangan setia yang tak bisa terpisahkan. Ketika sahabat hanya berdoa tanpa berusaha, hanyalah kebohongan yang sahabat dapat dan ketika sahabat berusaha tanpa berdoa, maka hanya ada kesombongan yang ada dalam diri sahabat.

            Selalu bersyukur, nikmati hidup, dan ingat selalu dengan Tuhan kita. Selalu jaga kesehatan dan senantiasa patuhi protokol kesehatan ya sahabat.

Penulis             : 1. Anisa Destriani (XII MIPA 1)

                          2. Istiqomah Yaumi A. (XII MIPA 1)

Penyunting      : Tim Redaktur

Next Post

Dari Satu Kayuhan Sepeda & Senyum Ibu

Aku terus berjalan, melangkah melewati belakang gedung-gedung sekolah. Sebenarnya hari ini libur sekolah, tapi karena ada kegiatan di sekolah jadi aku berangkat. Sambil bersenandung riang, tak lupa senyum yang selalu tersungging di bibir. Aku berlari kecil menghampiri teman-temanku yang kulihat sudah berada di parkiran. Mereka sedang melambaikan tangan ke arahku, […]