Penulis : Lilis Yunita Setyaningsih, ST
SMA Negeri 10 sebagai Sekolah Adiwiyata melaksanakan kegiatan P5 dengan Tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang diadakan mulai tanggal 16 Oktober 2023 sampai dengan 20 Oktober 2023 dengan mengambil tema “ Harmonis Ekologis, Ecoprint, Hidroponik & Tamanisasi untuk Gaya Hidup Berkelanjutan “. Sesuai tema diatas diharapkan peserta didik bisa terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Terutama dalam pemanfaatan limbah daun Ketapang yang banyak di jumpai di halamn sekolah menjadi produk yang berdaya guna. Kegiatan yang di lakukan oleh peserta didik di awal yaitu mendengarkan penjelasan tentang ecoprint di lanjutkan dengan simulasi pembuatan ecoprint dengan menunjukkan ke peserta didik produk yang sudah jadi agar siswa lebih termotivasi. Proses selanjutnya yaitu mordanting dimana proses ini bertujuan supaya saat pencelupan warna bisa menyerap secara maksimal.Saat proses mordanting bahan yang di campurkan di dalamnya yaitu tawas Al2(SO4)3,soda ash, TRO komposisi yang di gunakan 100 gr:40 g per 5 liter air dengan waktu perendaman semalam. Fungsi utama bahan tersebut yaitu tawas sebagai penguat pada pewarnaan kain, TRO sebagai zat pembasah agar warna mudah di serap oleh kain. Dalam pembelajaran kimia kelas X tentang persamaan kimia .
A + B C + D
Reaktan Produk
Ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia adalah : Terbentuknya gas , Terbentuknya reaksi endapan ,Timbulnya perubahan warna, Terjadinya perubahan suhu, Terjadinya perubahan fasa zat bereaksi, contoh dari fasa padat ke cair reaksi antara tawas dan soda ash adalah
Al2(SO)4 + Na2CO3 Na2SO4 + Al2(CO)3
Reaktan Produk
Tawas sangat mudah larut dalam air, serta memiliki pH < 7. Senyawa kimia pada tawas mampu menjernihkan air memiliki reaksi kompleks penggabungan senyawa ortoposphat dengan kation logam (Al3+, Fe3+, Ca2+) berikut reaksi penjernihan air pada tawas :
Al2(SO)4 + 6H2O Al (OH)3 + 6 H+ + SO4
Di bawah ini merupakan proses mordanting dilakukan oleh peserta didik.
Pewarnaan yang akan digunakan yaitu dengan cara memanfaatkan limbah daun ketapang yang kering yang ada di halaman sekolah, dengan membuat ekstrak dari daun Ketapang 1: 10 . Daun ketapang menghasilkan zat pewarna kuning kecoklatan sampai warna zaitun, dan mengandung 11–23% tannin, sementara daun-daunnya mengandung 12 macam tanin yang dapat dihidrolisis. Daun ketapang mengandung flavonoid, saponin, triterpen, diterpen, senyawa fenolik dan tannin. Struktur tannin di bawah ini
Gambar di bawah ini merupakan hasil ekstrak daun Ketapang dan hasil pencelupan kain dengan menggunakan ketapang
Proses selanjutnya yaitu penggulungan dan pengikatan kain, yang siap untuk pengukusan selama 2 jam agar warna keluar maksimal.
Setelah pengukusan selesai dan kain sudah kering di angin-anginkan selanjutnya proses Fiksasi menggunakan garam tunjung. Garam tunjung dapat mengoksidasi zat warna alam dibuktikan hasilnya menjadi gelap. Pada garam tunjung, Fe2+ dioksidasi Fe3+, dan menimbulkan endapan NH4OH lalu larutan didihkan sampai endapan berwarna hitam coklat. Reaksi ini dinamakan reaksi oksidasi menyebabkan peningkatan bilangan oksidasi dari suatu ion, atom karena pelepasan elektron dan atau penambahan oksigen. Pada garam tunjung reaksi yang dihasilkan pada reaktan Fe(OH)2 memiliki biloks Fe2+ dan hasil reaksi (produk) Fe2O3 yang memiliki biloks Fe3+. Reaksi yang terjadi :
6 FeSO4 + 6 HNO3 + 3O 2 Fe2(SO4)3 + 2 Fe (NO3)3 + 3 H2O
Fe2(SO4)3 + 2 Fe (NO3)3 +18 NH4OH 6 Fe (OH)3 + 6 (NH4)2 SO4 + 6 NH4NO3
Merah coklat
6 Fe (OH)3 3 Fe2O3 + 9 H2O
Hitam coklat
Hasil akhir yang di dapat berbagai macam model kreatifitas yang di ciptakan oleh peserta didik. Kegiatan ini bisa mengembangkan daya berpikir anak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan bisa memanfaatkannya dengan bijak .Produk yang di hasilkan jadi lebih memiliki nilai ekonomis yang tinggi sekaligus bisa membuka peluang usaha bagi mereka.
Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi siswa dan mengembangkan jiwa kewirausahaan.